Showing posts with label askep maternitas. Show all posts
Showing posts with label askep maternitas. Show all posts

Friday, 28 October 2016

ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM



ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

  1. DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112).
  1. ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)
1.      Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
2.      Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
3.      Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
4.      Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
  1. PATOLOGI
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis  gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :
    1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
    2. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
    3. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati wirnicke
    4. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti   
  1. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium  dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
  1. TANDA DAN GEJALA
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis  gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
    1. Tingkatan I (ringan)
1)      Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
2)      Ibu merasa lemah
3)      Nafsu makan tidak ada
4)      Berat badan menurun
5)      Merasa nyeri pada epigastrium
6)      Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7)      Tekanan darah menurun
8)      Turgor kulit berkurang
9)      Lidah mengering
10)  Mata cekung
    1. Tingkatan II (sendang)
1)      Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2)      Turgor kulit mulai jelek
3)      Lidah mengering dan tampak kotor
4)      Nadi kecil dan cepat
5)      Suhu badan naik (dehidrasi)
6)      Mata mulai ikterik
7)      Berat badan turun dan mata cekung
8)      Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9)      Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi acetonuria

    1. Tingkatan III (berat)
1)      Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
2)      Dehidrasi hebat
3)      Nadi kecil, cepat dan halus
4)      Suhu badan meningkat dan tensi turun
5)      Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
6)      Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati



  1.  

     
    PATHWAYS





  1. PENANGANAN
1.      Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis  gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a.       Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b.      Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
c.       Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d.      Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e.       Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin
f.       Usahakan defekasi teratur.
2.      Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan
b.      Tidak memberikan obat yang terotogen
c.       Sedativa yang sering diberikan adalah Phenobarbital
d.      Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
e.       Antihistaminika seperti dramamine, avomine
f.       Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine
3.      Hiperemesis  gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a.       Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
b.      Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c.       Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
d.      Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.
  1. Diagnosa Keperawatan yang muncul
1.      Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang
Tujuan :
    1. Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal, memberikan makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan besi
    2. Mengikuti diet yang dianjurkan
    3. Mengkonsumsi suplemen zat besi/ vitamin sesuai resep
    4. Menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai (biasanya 1,5 kg pada akhir trimester pertama)
Intervensi
a.       Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.
b.      Dapatkan riwayat kesehatan, cacat usia (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dari 35 tahun)
c.       Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi
d.      Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal dan suplemen vitamin / zat besi setiap hari
e.       Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai dengan budaya dan hal – hal tabu selama kehamilan
f.       Perhatikan adanya pika/ ngidam. Kaji pilihan bahwa bukan makanan dan tingkat motivasi untuk memakannya
g.      Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya. Berikan inforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum
h.      Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/ muntah
i.        Tes urine terhadap aseton, albumin dan glukosa
j.        Ukur pembesaran uterus
k.      Buat rujukan yang perlu sesuai dengan indikasi (misal pada ahli diet, pelayanan sosial)
2.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
Tujuan :
Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekuensi dan keparahan mual/ muntah
2)      Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
3)      Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi
    1. Tentukan frekuensi / beratnya mual/ muntah
    2. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya ulkus peptikum, gastritis,kolesistitis)
    3. Anjurkan klien mempertahankan masukan/ keluaran, tes urine dan penurunan berat badan setiap hari.
    4. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, tekanan darah (TD), suhu, masukan/ keluaran, dan berat jenis urine
Timbang berat badan klien dan bandingkan dengan standar
    1. Anjurkan peningkatan masukan minimal berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (misalnya popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
          3.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh, penurunan metabolisme sel
Tujuan :
    1. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera/ tingkat energi
    2. Mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur
Intervensi
    1. Pantau respon fisiologis terhadap aktifitas, misal : perubahan tekanan darah, atau frekuensi denyut jantung/ pernafasan
    2. Buat tujuan aktifitas realistis dengan pasien
    3. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan aktifitas untuk periode bila pasien mempunyai banyak energi. Libatkan pasien/ orang terdekat dalam perencanaan jadwal
    4. Dorong pasien untuk melakukan kapanpun. Misal : perawatan diri, bangun dari kursi, berjalan
    5. Berikan latihan rentang gerak pasif/ aktif pada pasien yang terbaring di tempat tidur
    6. Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah, singkirkan perabotan, bantu ambulasi
    7. Berikan oksigen sesuai indikasi
    8. Rujuk pada therapi fisik/ okupasi



DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit: Arcan

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC