Monday, 23 July 2018

Kanker Payudara / Ca Mamae

KANKER PAYUDARA / CA MAMMAE


A. Pengertian
Ca mammae (carcinoma mammae) atau yang dikenal dengan kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Medicastore, 2011).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Tapan, 2005).

B. Etiologi / Penyebab
Penyebab kanker payudara secara spesifik belum dapat dipastikan, dibawah ini merupakan faktor resiko terkena kanker payudara.


1. Usia
penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan berusia diatas 50 tahun dan jarang terjadi pada perempuan sebelum menopause. Hampir 80% pada diagnosis awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun atau lebih, menurut the American Cancer Society (ACS)
2. Riwayat Keluarga
Memiliki ibu atau saudara permpuan yg terkena kanker payudara atau kanker indung telur dapat meningatkan resiko. Risiko akan lebih tinggi ketika kanker payudara dialami anggota keluarga langsung (ibu, saudara perempuan, maupun anak perempuan), apalagi jika kanker tersebut menyerang saat mereka di bawah usia 50 tahun.
3. Terbukti positif terkait dengan mutasi gen BRCA 1 atau BRCA 2
Kondisi ini secara signifikan meningkatkan peluang perempuan atau pria terkena kanker payudara. Bagi perempuan yang mengidap gen ini, mempunyai 80% peluang terserang kanker payudara, menurut ACS. Penelitian terbaru, telah ditemukan gen lainnya dan mutasi gen yang mungkin berhubungan dengan kanker payudara. Beberapa penelitian telah menunjukkan hampir 200 mutasi gen yang bisa menyebabkan kanker payudara.
4. Riwayat Kesehatan Sebelumnya mengenai kondisi payudara
Hal ini termasuk divonis kanker payudara atau terkena proliferative breast disease (PBD). Kendati diketahui kondisinya jinak, PBD juga beresiko cukup tinggi berkembang menjadi kanker payudara. Dan lagi, setelah menjalani biopsi sebelumnya untuk mengangkat tumor mencurigakan yang ternyata jinak, bisa juga meningkatkan sedikit risiko kanker payudara.
5. Terkena Radiasi Pada Dada
Untuk pasien yg dirawat untuk mengatasi Hodgkin’s lymphoma dengan radiasi pada bagian dada sebelum usia 30 tahun, peluang untuk berkembang menjadi kanker payudara juga besar ketimbang perempuan yang tidak menjalani perawatan ini.
6. Penggunaan Hormon
Terapi Sulih Hormon (umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala menapouse) atau eksposur lain terhadap estrogen atau progesteron meningkatkan risiko pada perempuan. Tipe kanker payudara tertentu bisa berkembang akibat pemakaian hormon tersebut. Risiko tergantung dari masa panjangnya pemakaian hormon. Semakin lama pemakaian, risiko semakin tinggi.
7. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Perempuan yg melahirkan anak dibawah usia 30 tahun mempunyai mempunyai risiko lebih rendah mengalami kanker payudara dibandingkan perempuan yang melahirkan anak setelah 30 tahun atau tidak memiliki anak sama sekali.
8. Riwayat Haid
Perempuan yg pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum usia 12 tahun) atau mengalami menopouse setelah usia 55 tahun memiliki tingkat risiko kanker payudara yang tinggi.
9. Terpapar Oleh DES (diethylstilbestrol)
Estrogen sintesis sudah diberikan sejak 1940an hingga awal 1970an untuk perempuan hamil. Sayangnya, DES dipercaya dapat meningkatkan risiko kanker secara perlahan. Selama bertahun – tahun, DES bisa mengakibatkan kanker vagina (jarang terjadi) atau kanker serviks. Penelitian baru menunjukkan bahwa anak perempuan terpapar DES selama dalam kandungan juga berisiko tinggi terkena kanker payudara.
10. Obesitas Setelah Menopause
Permpuan yg berat badannya melonjak secara signifikan memliki estrogen lebih banyak dalam tubuhnya, karena beberapa hormon terbuat dari jaringan lemak. Ketika jumlah estrogen melonjak, risiko kanker payudara juga meningkat.
11. Diet
Beberapa penelitian besar telah menunjukkan perempuan yg menjalani diet rendah lemak berisiko rendah mengalami kanker payudara. Diet ini juga dianjurkan pada penderita kanker yang bisa sembuh. Sebab, perempuan yg hobi mengonsumsi makanan yang kaya lemak, sel kankernya bisa tumbuh kembali.
12.Malas Bergerak
Perempuan yg secara fisik tidak aktif, mempunyai risiko tinggi terkena kanker payudara. Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup tidak aktif bergerak bisa berujung pada obesitas, yang juga merupakan faktor risiko  terkena kanker payudara.
13. Konsumsi Alkohol
Beberapa penelitian telah menyimpulkan, bahwa semakin banyak alkohol yg dikonsumsi perempuan, risiko terkena kanker payudara lebih besar. Analisis dari penelitian menyarankan agar membatasi asupan alkohol perhari (min 2 gelas) sehingga dapat mengurangi risioko kanker payudara sebanyak 21%. Risiko akibat konsumsi alkohol ini terjadi karena alkohol bisa meningkatkan jumlah hormon.
14. Merokok

Merokok secara signifikan meningkatkan risiko berkembangnya penyaki ini, terutama bagi perempuan yg memiliki riwayat keluarga mengidap kanker payudara. 
C. Klasifikasi
  1. Karsinoma duktal menginfiltrasi, adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi. Biasanya bermetastasis ke nodus aksila, prognosisnya lebih buruk dari pada kanker jenis lainnya.
  2. Karsinoma lobular menginfiltrasi, jarang terjadi, 5% sampai 10% kanker payudara. Tipe ini umumnya multisentris, dengan demikian dapat terjadi beberapa penebalan beberapa area pada sala satu atau kedua payudara.
  3. Karsinoma medular, menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus.
  4. Kanker musinus menempati 3% dari kanker payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik.
  5. Kanker duktal-tubular jarang terjadi, sekitar 2% dari kanker payudara.
  6. Karsinoma inflamatori menimbulkan gejala nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara akan keras dan membesar, kuit diatas tumor merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi puting susu.
  7. Karsinoma payudara in situ (Smeltzer, 2002).
D. Pemeriksaan penunjang
Deteksi awal dilakukan untuk mencegah perkembangan kanker payudara. Tumor payudara yang lebih kecilk lebih mudah diobati bila terdeteksi dan prognosisnya lebih baik. Pemeriksaan untk mendetaksi kanker payudara antara lain: (Breast Health UK 2010, Swart 2011).
a. Pemeriksaan payudara sendiri
Pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara klinis adalah prosedur murah dan tidak invasif untuk pemeriksaan payudara. Apabila ditemukan indikasi yang abnormal, yaitu benjolan atau penebalan pada jaringan payudara, sakit pada salah satu payudara atau pada ketiak. Satu payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah, puting tertarik ke dalam atau berubah posisi, perubahan kulit (mengkerut), bengkak di bawah ketiak ayau tulang selangka, ruam pada atau sekitar kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut harus dilakukan tiga pengkajian, yaitu pemeriksaan klinis payudara, mammografi atau ultrasonografi, dan biopsi
b. Mammografi
Mamografi menggunakan sinar x dosis rendah untuk membuat gambaran rinci dari payudara. Mammografi bisa mendeteksi kanker payudara pada tahap awal, bisa menunjukkan lesi yang tidak bisa dideteksi dengan pemeriksaan payudara klinis. Ada 2 dua jenis pemeriksaan mamografi, skrining dan diagnostik. Skrining payudara dilakukan pada wanita tanpa gejala misalnya ketika ada benjolan pada payudara atau putting discharge ditemukan ada pemeriksaan payudara sendiri atau kelainan yang ditemukan selama skrining mamografi. Wanita dengan implan payudara atau riwayat penyakit kanker payudara menggunakan diagnostik mamografi.
c.MRI
MRI digunakan untuk beberapa kasus, yaitu : kasus kanker payudara dengan hasil mammografi negatif, untuk mengetahui ukuran tumor dalam kanker lobular invasif, untuk memantau respon kanker payudara terhadap terapi preoreratif, ada kejanggalan antara penilaian pengkajian awal terhadap gumpalan di payudara.
d. Infra merah digital
e. Positron Emision Tomography Scanning
PET scanning digunakan untuk mengidentifikasi metastasis kelenjar getah bening nonaxilary untuk kanker payudara stadium lanjut dan kanker payudara inflamatory sebelum memulai terapi non adjuvant.
f. Tes Genetik
Penyebab utama dari pewarisan kanker payudara adalah mutasi dari gen BRCA1 atau BRCA2, yang merupakan faktor resiko dari pengembangan penyakit lain. Akan tetapi gen ini sangat jarang ditemukan pada populasi wanita dengan kanker payudara. Tes ini sudah dilakukan di Amerika Serikat.

Baca juga kondisi dimana perempuan dianjurkan operasi sesar.
https://yarizs.blogspot.com/2017/12/ibu-hamil-wajib-tau-kenapa-harus.html?m=1

Sunday, 15 July 2018

HIPERTENSI / DARAH TINGGI

HIPERTENSI

A. Pengertian
     Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg sedangkan tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90mmHg dalam dua kali       pengukuran dalam keadaan tenang/istirahat cukup selang waktu lima menit (Infodatin         kemenkes RI).

B. Etiologi
     Faktor genetik dianggap sebagai faktor yang penting munculnya hipertensi atau darah tinggi, dikarenakan faktor genetik akan menurun langsung kepada keturunannya dan berdampak pada keturunan tersebut.
Faktor lingkungan yaitu meliputi faktor pola makan, intake garam yang berlebih, faktor pekerjaan, obesitas, mengkonsumsi alkohol, merokok, stressor dan lingkungan tempat tinggal.
Faktor diatas bukan merupakan faktor langsung penyebab hipertensi, lain halnya dengan hipertensi sekunder yang disebabkan secara langsung misalnya sleep-apnea, drug-induced, gagal ginjal kronik dll.

C. Mekanisme Hipertensi
     Tekanan darah tinggi meruoakan bahaya terselubung karena gejalanya tidak terlihat nyata. Tekanan darah paling rendah terjadi ketikan tubuh beristirahat dan akan naik ketika kita melakukan aktivitas atau olahraga. Dalam tubuh terdapat suatu mekanisme pengatur tekanan darah, sehingga dapat menyuplai sel-sel darah dan oksigen yang cukup. Mekanisme terjadinya hipertensi melalui terbentuknya angiostenin II dari angiostenin I oleh Angiostensi I-Converting Enzyme (ACE).
      ACE memegang peranan fisiologis penting dalam oengaturan tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin yg diproduksi oleh ginjal akan diubah menjadi angisotenin I. Oleh ACE yang terdapat pada paru-paru angiostenin I diubah menjadi angiostenin II. Angiostenin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam kenaikan tekanan melalui dua cara.
     Pertama adalah meningkatkan sekresi hormon Antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi oleh hipotalamus dan bekerja pada ginjal u tuk mengatur osmolaritas dan volume urin. Denganeningkatnya ADH sangat sedikot urin yang diekskresikan keluar tubuh, sehingga menjadi pekat dan osmolaritasnya tinggi. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari berbagai intraseluler, akibatnya volume darah meningkat, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
    Cara kedua adalah dengan menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron meruoakan hormon steroid yang akan mengurangi ekskresi garam dengan cara mengabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

Friday, 15 December 2017

OPERASI CAESAR



Mempunyai keturunan adalah harapan dan keinginan bagi setiap pasangan suami istri yang sudah menikah. Proses yang harus dijalani untuk mempunyai  keturunan adalah proses kehamilan, yang mana proses ini adalah proses yang harus dilewati oleh seorang ibu, kemudian ada lagi proses persalinan atau pengeluaran bayi dari rahim seorang ibu. Pada artikel ini akan dijelaskan kondisi apa yang mengharuskan ibu hamil dilakukan operasi caesar.

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Beencana Nasional (BKKBN) kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh.



Pada intinya operasi caesar adalah proses pengeluaran bayi melalui tindakan pembedahan yang dilakukan oleh dokter spesialis obsgyn dengan cara mengiris dinding perut dan uterus bagian depan.



Ibu hamil yang diharuskan operasi caesar adalah

1. Letak Lintang, dimana letak ini dapat disebabkan karena panggul sempit, kelainan dinding rahim, kelainan bentuk rahim, plasenta previa, cairan ketuban pecah banyak, kehamilan kembar dan ukuran bayi.

2. Letak sunsang, dimana seharusnya bayi yang pertama kali keluar adalah bagian kepala tapi pada keadaan ini yang lahir dulu adalah kaki atau bokong dulu.

3. Bayi Berukuran Besar, berat bayi lebih dari 4000 gr atau lebih menyebabkan bayi susah keluar melalui jalan lahir yang seharusnya, maka untuk keselamatan bayi dan ibu hal ini dapat diatasi dengan operasi caesar.

4. Gawat janin, Janin yang kekurangan oksigen (hipoksia) yang diketahui dari Denyut Jantung Janin (DJJ) yang abnormal, dan adanya mekonium dalam air ketuban.

5. Janin abnormal, misalnya bayi dengan hidrosefalus, kerusakan Rh dan kerusakan genetik.

6. Solusio plasenta, Keadaan dimana plasenta lepas lebih cepat dari korpus uteri sebelum janin lahir. Hal ini dapat menyebabkan janin hipoksia.

7. Plasenta previa, keadaan dimana posisi plasenta terletak dibawah rahim sehingga menutupi jalan lahir. Hal ini akan menyebabkan janin hipoksia karena janin akan keluar belakangan.

Itulah beberapa hal yang mengharuskan ibu hamil harus melakukan operasi caesar demi keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya.)

Friday, 11 November 2016

CARA MENINGKATKAN SISTEM IMUN TUBUH

CARA MENINGKATKAN SISTEM IMUN TUBUH

Apa kabar sobat semua? Pastinya pada sehat dong, nih sobat, kali ini ane mau kasih sedikit tips ini tentang bagaimana supaya badan tetep fit alias sistem imun tubuh kuat. 
Nahh sebelumnya kita bahas dulu nih apa itu sistem imun, sistem Imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit.

Lalu, , apakah tandanya bila imun kita turun?
1. Jarang minum air

Untuk membuang racun dalam tubuh diperlukan minum air yang cukup. Tapi biasanya, saat cuaca dingin akan jarang merasa haus. Akibatnya tubuh kekurangan cairan yang berakibat pada menurunnya sistem imun.

2. Turunnya berat badan

Orang yang sedang diet karena kegemukan biasanya akan senang kalau berat badannya turun. Tapi jika penurunan berat badan tidak wajar dan terjadi terus menerus bisa jadi terdapat penyakit dalam tubuh yang disebabkan oleh menurunnya sistem imun.

3. Tidak adanya lendir di hidung

Lendir yang berada di lubang hidung berfungsi untuk menangkap virus dan kuman. Jika hidung terasa lebih kering ini akan menyebabkan virus dan kuman lebih mudah masuk. Tentunya virus dan kuman ini akan berakibat buruk pada kesehatan dan menurunnya sistem imun tubuh.

4. Stress berkepanjangan

Stress dalam jangka panjang akan menyebabkan melemahnya respon sistem kekebalan tubuh. Jika seseorang mengalami flu saat stress maka gejalanya akan lebih buruk.

5. Pilek yang tak kunjung sembuh

Jika pilek terjadi dalam jangka lama dan tak sembuh-sembuh pertanda sistem kekebalan tubuh tidak merespon terhadap serangan. Normalnya orang dewasa mengalami pilek 1 sampai 3 kali dalam setahun yang terjadi selama 3 sampai 4 hari.

Setelah kita tau tanda imun turun lalu bagaimana supaya imun kita bisa kembali kuat lagi?? Nih tipsnya, simak baik- baik yaa:
1. Tidur yang cukup
Dengan tidur yang cukup, tubuh pun akan mendapatkan kekuatannya kembali. Kurang tidur berkepanjangan akan berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental, serta menurunkan kualitas hidup secara umum. Ketika tidur malam, tubuh memiliki waktu untuk regenerasi sel dan penyegaran untuk aktifitas keesokan harinya.

2. Hindari rokok
Rokok dapat mengganggu dasar sistem daya tahan tubuh, serta meningkatkan resiko banyak penyakit lainnya.

3. Kelola stres
Stres akan meningkatkan produksi hormon kortisol, dan jika berkepanjangan dan tidak dikelola dengan baik dapat menekan sistem kekebalan tubuh secara perlahan. Baca juga: Mengelola stres.

4. Banyak makan buah dan sayuran
Buah dan sayuran akan memberikan nutrisi yang penting untuk mendukung kekebalan tubuh. Pertimbangkan untuk memasukkan buah dan sayuran dalam setiap waktu makan.

Lebih jauh, pola dan menu makan yang sehat akan memberikan asupan nutrisi utama pendukung daya tahan tubuh seperti zinc, vitamin A, vitamin C, zat besi, dan juga selenium.

5. Sinar matahari yang cukup
Paparan sinar matahari akan memicu produksi vitamin D, yang tentu sangat baik untuk tubuh secara keseluruhan. Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan resiko terkena infeksi pernapasan. Sebuah penelitian di tahun 2010 pada anak-anak menunjukkan bahwa asupan vitamin D 1.200 IU per hari akan mengurangi risiko influenza A secara signifikan.

6. Olahraga
Gerak tubuh dan olahraga yang rutin setiap harinya akan meningkatkan metabolisme tubuh secara umum, membantu menjaga kebugaran tubuh, serta memperkuat sistem pertahanan tubuh dari serangan penyakit.

7. Konsumsi bawang putih
Bawang putih adalah agen anti-mikroba alami dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, memasak bawang dapat membunuh senyawa-senyawa penting untuk mendukung daya tahan tubuh kita. Untuk itu lebih baik untuk menyajikannya secara mentah dan tambahkan pada hidangan sebelum disajikan. Bawang putih yang telah tua dipercaya lebih baik, karena proses penuaan alami akan meningkatkan level kandungan antioksidan bawang putih, dan juga baunya tidak terlalu tajam.

Langkah-langkah di atas sangatlah sederhana dan mudah untuk diterapkan sehari-hari, namun memberikan manfaat yang luar biasa dalam meningkatkan daya tahan tubuh kita.

Untuk melengkapi, anda juga bisa menambahkan asupan probiotic (misalnya dari yogurt dan produk susu fermentasi lain) dan herbal pendukung sistem imun seperti gingseng, jahe, Echinacea, astragalus, daun olive hingga teh hijau. Kenali juga berbagai vitamin dan nutrisi yang penting untuk kekebalan tubuh.
 Itulah beberapa tips alami untuk meningkatkan imun kita, semoga bermanfaat.

Sunday, 6 November 2016

LAPORAN PENDAHULUAN GOUT



LAPORAN PENDAHULUAN
GOUT
A. Pengertian
Gout adalah peradangan akibat endapan kristal asam urat pada sendi (Pusdiknakes, 1995).
Gout bisa diartikan sebagai sebuah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat , pembuangan yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin (Sholeh, 2012).
B. Anatomi Fisiologi
 
           
   Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.
          Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
(1) sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis;
(2) sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis; dan
(3) sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi sinovial :
(1) Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ;
(2) Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ;
(3) Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ;
(4) Trochoid : rotasi, mono aksis ;
(5) Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis. Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).
Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :
(1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian;
(2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan
(3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang sangat hidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang kuat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau penambahan usia (Wilson, 2005; Laboratorium histologi FK UNS, 2009)
Anatomi-Fisiologi Sendi
         Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk “meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
•    Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
•    Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.
C. Etiologi
            Etiologi menurut Suratun dkk (2008) yaitu,
                        1. Kelainan metabolik dalam pembentukan purin
                        2. Ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal
D. Klasifikasi
1. Gout Primer
     Gout primer adalah gout yang disebabkan faktor genetik dan lingkungan.
2. Gout Sekunder
     Gout yang timbul karena adanya komplikasi dengan penyakit lain (hipertensi dan aterosklerosi).
E. Manifestasi Klinis
            Menurut Sholeh (2012), manifestasi gout yaitu,
                        1. Hiperurisemia
2. Arthritis pirai/gout akut, bersifat eksplosif, nyeri hebat, bengkak,merah, teraba panas pada persendian, dan akan sangan terasa pada saat bangun tidur pada pagi hari.
3. Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi
4. Terdapat tofi dalam pemeriksaan kimiawi
5. Telah terjadi lebih dari satu serangan akut
6. Adanya serangan pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki
7. Sendi terlihat kemerahan
8. Terjadi pembengkakan asimetris pada satu sendi
9. Tidak ditemukan bakteri pada saat serangan dan inflamasi.
F.  Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x dari sendi yang sakit : Menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang ketika menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
2. Scan radionuklida : Identifikasi peradangan sinovium.
3. Atroskopi langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/degenerasi tulang pada sendi.
4. Aspirasi cairan sinovial
5. Biopsi membran sinovial : Menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas. (Doengus, 2000).
G. Pathofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal menyebabkan akumulasi asam urat yang berlebihan dalam darah, selanjutnya akumulasi asam urat dalam darah membentuk kristal asam urat yang mana kristal asam urat (Uric acid crystal) merupakan produk akhir metabolisme purin yang dan berkumpul atau menumpuk di sendi dan jaringan pengikat sebagai hasil dari konsumsi purin yang terlalu banyak atau metabolisme yang tidak normal, kemudian menumpuk dalam tubuh, setelah itu menimbulkan iritasi lokal pada sendi dan menimbulkan respon inflamasi.

H. Pathway
 

I. Komplikasi
1. Penyakit batu ginjal
Asam urat dalam tubuh dikelurkan dalam bentuk air seni melalui ginjal. Dikarenakan asam urat menciptakan endapan-endapan di dalam ginjal, terlebih jika kadarnya yang tingi. Umumnya endapan-endapan tesebut berukuran mikro dan dapat secara alami dikeluarkan melalui saluran kemih. Namun jika ukurannya terlalu besar, makan akan menimbulkan penyakit batu ginjal.
2. Muculnya benjolan-benjolan tofi
Gumpalan yang terbentuk akibat endapan-endapan krisal asam urat dibawah kulit.
3. Kerusakan pada sendi
Kerusakan terjadi akibat penyakit gout yang tidak kunjung ditangani. Kristal-kristal natrium urat yang terus menumpuk dan membentuk tofi didalam tulang rawan dan tulang sendi, lambat laun akan terus merusak sendi dan bahkan kerusakan tersebut pada akhirnya menjadi permanen. (www.alodokter.com)
J. Penatalaksanaan
1. Pengobatan dengan serangan akut dengan Colchicine 0,9 mg (pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indometachin (Indocin).
2. Sendi diistirahatkan
3. Kompres dingin
4. Diet rendah purin
5. Analgesik dan antipiretik
6. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan Probenecid (Benemid) 0,5 g/hari atau Sulfinpyrazole (Anturane) pada pasien yang tidak terhadap Benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol (Zyloprim) 100mg 2 kali/hari. (Suratun, 2008).
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
L. Fokus Intervensi
Diagnosis Keperawatan
Tujuan Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Nyeri teratasi
1. Kaji intensitas, letak, dan tipe nyeri.
2. Pertahankan pasien dalam posisi nyaman, kaki tersangga dan sejajar.
3. Timggikan area yang sakit untuk mengurang edema, dan meningkatkan aliran darah balik vena.
4. Beri analgesik, antipirai/gout, dan anti inflamasi sesuai program. Observasi efeksamping obat.
5. Jika terjadi nyeri hindari menyentuh atau menggerakkan sendi.
6. Beri kompres dingin.
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian
Mobilitas fisik dipertahankan
1. Hindari menggunakan sepatu sempit.
2. Tingkatkan aktivitas pasien jika nyeri telah berkurang.
3. Ambulasi dengan bantuan.
4. Lakukan ROM.
5. Tingkatkan kembali ke aktivitas normal.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Pengetahuan pasien meningkat
1. Beri penjelasan tentang penyakitnya.
2. Beri jadwal pengobatan, nama obat, dosis, dan efek samping.
3. Jelaskan tentang pentingnya diet. Hindari makanan tingi purin dan alkohol.
4. Jelaskan pentingnya masukan cairan yang cukup (2500 ml/hari).
5. Anjurkan kontrol ulang ke dokter (Suratin dkk, 2008).

          

DAFTAR PUSTAKA

Doengus dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Diterjemahkan oleh : Kariasa I Made, Asih Y.  EGC. Jakarta

Fakultas Kedokteran UI. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius, 2001.

Naga S. S. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Diva Prss. Jogjakarta

Reeves, Gayle Roux, dan Robin L. Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1. Diterjemahkan oleh : Joko S. Salemba Medika. Jakarta

Suratun dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Musculoskeletal:Seri Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Alodokter. 2105. Penyakit Asam Urat. (online).