1.
Definisi
Adalah
pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Bayi dikatakan diare bila sudah
lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah
lebih dari 4x buang air besar (Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
2.
Tanda Klinis
a.
Cengeng
b.
Gelisah
c.
Suhu meningkat
d.
Nafsu makan
menurun
e.
Tinja cair, lender
kadang- kadang ada darahnya. Lama- lama tinja berwarna hijau dan asam.
f.
Anus lecet
g.
Dehidrasi, bila
terjadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkurang nadi cepat dan
kecil, denyut jantung cepat , tekanan darah turun, kesadaran menurun dan
diakhiri dengan syok.
h.
Berat badan
turun
i.
Turgor kulit
menurun
j.
Mata dan ubun-
ubun cekung
k.
Selaput lender dan
mulut serta kulit menjadi kering (Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
3.
Etiologi
a.
Infeksi
1)
Enternal yaitu
terjadi dalam saluran pencernaan, meliputi
a)
Infeksi bakteri:
vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb.
b)
Infeksi virus
Enterovirus (virus ECHO) Coxsaekre, Polomyelitis, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dsb.
c)
Infeksi paasit
cacing (Ascaris Irichiuris, Oxyuris, Strongylodies) Protozoa (Entamoeba
Histolytica, Giardia Lambia, Trochomonas hominis), jamur (Candida Albicans).
2) Parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan. Misalnya OMA (Otitis Media Akut), Tongsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis, dsb.
b. Malabsorbsi
1) Karbohidrat: disakarida (intolereansi laktosa, maltosa dan sukrosa). Monosakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa). Pada anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
2) Lemak
3) Protein
c. Makanan, misal basi, beracun, alergi
d. Psikologis, misal rasa takut atau cemas
(Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
(Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
4. Patogenesis
a. Gangguan osmotik : akibat adanya makanan/ zat yang tidak dapat diserap oleh tubuhkemudian menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsang tertentu, misal toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistalik akan menyebabkan diare karena berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan. Apabila terjadi penurunan peristaltik hal ini juga akan menyebabkan diare karena bakteri akan tumbuh secara berlebih (Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
5. Patogenesis Diare Akut
a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
b. Jasad renik berkembang biak di dalam usus halus.
c. Jasad renik mengeluarkan toksin diaregenik
d. Akibat toksin tersebut akan terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare (Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
6. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah apabila penurunan volume darah mencapai 15% BB- 25% BBakan menyebabkan penurunan tekanan darah
c. Hipokalemia, gejala: materismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada pemeriksaan EKG
d. Hipoglikemia
e. Intoleransi laktosa sekunder akibat defisiensi enzim lactose
f. Kejang
g. Malnutrisi energi protein karena kelaparan (Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
7. Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah: rehidrasi awal dan rumat, pemberian makanan dan obat- obatan.
Jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kgBB/hr sebanyak 1x setiap 2 jam. Diberikan 20% dalam 4 jam 1 dan sisanya adlibitum. Jika setiap kali diare dan umur anak < 2 th diberikan 1/2 gelas, < 2-6 th diberikan 1 gelas, anak besar diberikan 2 gelas.
Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25-100 ml/kgBB dalam sehari atau setiap jam 2x.
Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan-berat kurang lebih 100ml/kgBB/ 4-6 jam.
Beberapa cara membuat cairan RT:
1. Larutan Gula Garan (LGG)
2. Gula pasir 1 sendok teh munjung
3. Garam dapur halus 1/2 sendok teh + air masak/ air teh hangat 1 gelas
4. Air tajin
a. cara tradisional : 3L air + 100gr atau 6 sendok makan munjung beras dimasak selama 45-60 menit. Setelah masak air tajin (2L + 5 gr garam).
b. cara biasa : 2L air + tepung beras 100gr + 5gr garam dimasak hingga mendidih dan akan didapat air tajin. Selain itu ASI tetap diberikan
(Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
(Sudarti, Khoirunnisa. 2010).
Sudarti, Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha Medika
No comments:
Post a Comment