Pages - Menu

Pages - Menu

Sunday, 6 November 2016

LAPORAN PENDAHULUAN GOUT



LAPORAN PENDAHULUAN
GOUT
A. Pengertian
Gout adalah peradangan akibat endapan kristal asam urat pada sendi (Pusdiknakes, 1995).
Gout bisa diartikan sebagai sebuah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat , pembuangan yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin (Sholeh, 2012).
B. Anatomi Fisiologi
 
           
   Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.
          Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
(1) sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis;
(2) sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis; dan
(3) sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi sinovial :
(1) Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ;
(2) Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ;
(3) Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ;
(4) Trochoid : rotasi, mono aksis ;
(5) Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis. Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).
Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :
(1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian;
(2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan
(3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang sangat hidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang kuat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau penambahan usia (Wilson, 2005; Laboratorium histologi FK UNS, 2009)
Anatomi-Fisiologi Sendi
         Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk “meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
•    Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
•    Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.
C. Etiologi
            Etiologi menurut Suratun dkk (2008) yaitu,
                        1. Kelainan metabolik dalam pembentukan purin
                        2. Ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal
D. Klasifikasi
1. Gout Primer
     Gout primer adalah gout yang disebabkan faktor genetik dan lingkungan.
2. Gout Sekunder
     Gout yang timbul karena adanya komplikasi dengan penyakit lain (hipertensi dan aterosklerosi).
E. Manifestasi Klinis
            Menurut Sholeh (2012), manifestasi gout yaitu,
                        1. Hiperurisemia
2. Arthritis pirai/gout akut, bersifat eksplosif, nyeri hebat, bengkak,merah, teraba panas pada persendian, dan akan sangan terasa pada saat bangun tidur pada pagi hari.
3. Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi
4. Terdapat tofi dalam pemeriksaan kimiawi
5. Telah terjadi lebih dari satu serangan akut
6. Adanya serangan pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki
7. Sendi terlihat kemerahan
8. Terjadi pembengkakan asimetris pada satu sendi
9. Tidak ditemukan bakteri pada saat serangan dan inflamasi.
F.  Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x dari sendi yang sakit : Menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang ketika menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
2. Scan radionuklida : Identifikasi peradangan sinovium.
3. Atroskopi langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/degenerasi tulang pada sendi.
4. Aspirasi cairan sinovial
5. Biopsi membran sinovial : Menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas. (Doengus, 2000).
G. Pathofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal menyebabkan akumulasi asam urat yang berlebihan dalam darah, selanjutnya akumulasi asam urat dalam darah membentuk kristal asam urat yang mana kristal asam urat (Uric acid crystal) merupakan produk akhir metabolisme purin yang dan berkumpul atau menumpuk di sendi dan jaringan pengikat sebagai hasil dari konsumsi purin yang terlalu banyak atau metabolisme yang tidak normal, kemudian menumpuk dalam tubuh, setelah itu menimbulkan iritasi lokal pada sendi dan menimbulkan respon inflamasi.

H. Pathway
 

I. Komplikasi
1. Penyakit batu ginjal
Asam urat dalam tubuh dikelurkan dalam bentuk air seni melalui ginjal. Dikarenakan asam urat menciptakan endapan-endapan di dalam ginjal, terlebih jika kadarnya yang tingi. Umumnya endapan-endapan tesebut berukuran mikro dan dapat secara alami dikeluarkan melalui saluran kemih. Namun jika ukurannya terlalu besar, makan akan menimbulkan penyakit batu ginjal.
2. Muculnya benjolan-benjolan tofi
Gumpalan yang terbentuk akibat endapan-endapan krisal asam urat dibawah kulit.
3. Kerusakan pada sendi
Kerusakan terjadi akibat penyakit gout yang tidak kunjung ditangani. Kristal-kristal natrium urat yang terus menumpuk dan membentuk tofi didalam tulang rawan dan tulang sendi, lambat laun akan terus merusak sendi dan bahkan kerusakan tersebut pada akhirnya menjadi permanen. (www.alodokter.com)
J. Penatalaksanaan
1. Pengobatan dengan serangan akut dengan Colchicine 0,9 mg (pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indometachin (Indocin).
2. Sendi diistirahatkan
3. Kompres dingin
4. Diet rendah purin
5. Analgesik dan antipiretik
6. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan Probenecid (Benemid) 0,5 g/hari atau Sulfinpyrazole (Anturane) pada pasien yang tidak terhadap Benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol (Zyloprim) 100mg 2 kali/hari. (Suratun, 2008).
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
L. Fokus Intervensi
Diagnosis Keperawatan
Tujuan Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Nyeri teratasi
1. Kaji intensitas, letak, dan tipe nyeri.
2. Pertahankan pasien dalam posisi nyaman, kaki tersangga dan sejajar.
3. Timggikan area yang sakit untuk mengurang edema, dan meningkatkan aliran darah balik vena.
4. Beri analgesik, antipirai/gout, dan anti inflamasi sesuai program. Observasi efeksamping obat.
5. Jika terjadi nyeri hindari menyentuh atau menggerakkan sendi.
6. Beri kompres dingin.
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian
Mobilitas fisik dipertahankan
1. Hindari menggunakan sepatu sempit.
2. Tingkatkan aktivitas pasien jika nyeri telah berkurang.
3. Ambulasi dengan bantuan.
4. Lakukan ROM.
5. Tingkatkan kembali ke aktivitas normal.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Pengetahuan pasien meningkat
1. Beri penjelasan tentang penyakitnya.
2. Beri jadwal pengobatan, nama obat, dosis, dan efek samping.
3. Jelaskan tentang pentingnya diet. Hindari makanan tingi purin dan alkohol.
4. Jelaskan pentingnya masukan cairan yang cukup (2500 ml/hari).
5. Anjurkan kontrol ulang ke dokter (Suratin dkk, 2008).

          

DAFTAR PUSTAKA

Doengus dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Diterjemahkan oleh : Kariasa I Made, Asih Y.  EGC. Jakarta

Fakultas Kedokteran UI. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius, 2001.

Naga S. S. 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Diva Prss. Jogjakarta

Reeves, Gayle Roux, dan Robin L. Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1. Diterjemahkan oleh : Joko S. Salemba Medika. Jakarta

Suratun dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Musculoskeletal:Seri Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Alodokter. 2105. Penyakit Asam Urat. (online).

No comments:

Post a Comment